Usia anak yang
dituju bayi 0 -1 tahun. Sebagai orangtua baru, selalu menginginkan hal yang
terbaik namun masih kurang informasi dan pengalaman, termasuk juga dengan
obat-obatannya. Ketika banyak orang yang bilang minum ini kalau anaknya lagi
begini dan sebagainya. Contoh kasusnya misalnya, bayi batuk dapat meggunakan
air kunyit dan sebagainya). Maka orangtua harus secara bijaksana dan tahu
secara benar tentang informasi tersebut.
Daftar Pertanyaan: (langsung pada perkandungan. Misalnya Aspirin, mengandung apa, mengapa
tidak boleh untuk bayi, Akan menyebabkan apa dalam jangka pendek dan panjang?
Jika tidak sengaja diberikan maka akan terjadi apa?)
1. Aspirin atau asam
asetil salisilat
·
Tidak
dianjurkan untuk digunakan pada anak usia < 12th
·
Aspirin dapat menyebabkan sindrom Reye (Reye
syndrom: serangan mendadak berupa gangguan pernapasan dan pencernaan selama
beberapa hari dan berakhir dengan pembengkakkan otak yang ditandai dengan
kejang atau koma, red) terutama pada usia dibawah 1
th. Efek
samping lain berupa bronkospasme, mual, perdarahan saluran cerna. Gangguan
pendengaran seperti tinnitus (berdenging), vertigo, peningkatan waktu
perdarahan, edema, miokarditis dan gangguan darah merupakan efek samping
penggunaan aspirin.
·
Untuk menurunkan efek
perdarahan saluran cerna dapat digunakan bersamaan dengan pemberian makan,
minum atau susu.
2.
Obat Anti Mual:
·
Obat anti mual dapat berupa
domperidone atau metoclopramide
·
Obat
anti muntah sebaiknya digunakan sesuai anjuran dokter. Rasa mual pada bayi biasanya hanya
berlangsung sebentar, dan akan hilang tanpa diberi obat-obatan tertentu.
·
Preparat
domperidone relative aman untuk bayi namun pemberiannya harus sesuai dokter.
Sedangkan preparat metoclopramide tidak dianjurkan pada bayi karena dapat menyebabkan gangguan extrapyramidal
yang menyerang syaraf.
·
Jika mengalami gangguan
ektrapiramidal (kejang) bawalah langsung ke pusat kesehatan terdekat
3. Obat Untuk Orang dewasa:
·
Yang perlu dimengerti oleh
orang tua adalah bahwa anak bukan miniature orang dewasa atau dewasa kecil.
Karena anak masih perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi
genetiknya. Jadi fungsi organnya masih belum sempurna seperti orang dewasa.
Sehingga kemampuan pengolahan obat oleh tubuh bayi berbeda dengan orang dewasa.
Jadi tidak semua obat yang diminum oleh orang dewasa boleh diminum oleh bayi
atau anak meskipun dosisnya diturunkan.
·
Pemberian obat yang tidak
boleh diberikan kepada anak akan memberikan beban pada organ terutama ginjal
dan hati. Efek obat kepada organ dapat ringan namun dapat juga menyebabkan
kegagalah organ secara permanen
·
Jika orangtua tidak sengaja memberikannya pada si
bayi, cepat pergi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan
informasi tentang efek samping yang mungkin terjadi akibat minum obat tersebut.
4.
Resep Untuk Orang Atau Penyakit Lain:
·
Sering orang tua memberikan
resep anak lain (tetangga atau saudaranya) untuk anaknya. Mereka beranggapan
bahwa sakitnya sama (misal sama-sama sakit batuk atau pilek). Hal ini yang
salah karena dosis obat disesuaikan dengan berat badan, dan penyebab suatu
penyakit sangat banyak sehingga meskipun gejala sama belum tentu obatnya sama.
·
Jika orangtua tidak sengaja memberikannya pada si
bayi, cepat pergi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan
informasi tentang efek samping yang mungkin terjadi akibat minum obat tersebut.
5. Obat Kadarluarsa:
·
Obat adalah zat aktif, obat
mempunyai batas waktu untuk bereaksi. Jika lebih dari masa kadaluarsa obat
dapat tidak mempunyai manfaat atau bahkan mempunyai efek yang merugikan pada
tubuh.
·
Sebelum terjadi kejadian ini
yang paling baik adalah pencegahan. Pencegahannya adalah buang segera obat jika telah habis
masa berlakunya, karena akan berbahaya jika tetap digunakan. Demikian juga
dengan obat yang telah mengalami perubahan warna dan bentuk. Namun jangan
membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi kandungan air tanah yang
akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan dari jangkauan anak-anak
dan buanglah ke tempat sampah.
6. Acetaminophen Berlebihan:
·
Asetaminofen atau yang sering kita kenal dengan
parasetamol merupakan obat turun panas, anti nyeri, dan anti peradangan ringan.
·
Penggunaan sesuai indikasi dengan dosis yang tepat
tidak berbahaya.
·
Hati-hati pada bayi dengan gangguan hati atau ginjal
·
Orang tua harus teliti saat memberikan obat batuk dan
pilek yang dijual bebas di pasaran karena beberapa obat batuk dan pilek mengandung
acetaminophen yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan penurun panas,
sehingga tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat penuruna panas yang
mengandung asetaminofen / parasetamol.
7. Tablet Kunyah:
·
Obat yang berupa tablet kunyah sangat berbahaya untuk
bayi. Jika si kecil Anda sudah makan makanan padat dan Anda ingin memberikan
tablet kunyah, maka tablet itu harus digerus dulu, lalu dicampurkan dengan air
atau sirup pemanis yang aman untuk bayi. Ada beberapa obat setelah digerus
dapat dicampur dengan makanan lembut seperti yogurt atau saus apel. Untuk memperoleh dosis yang
tepat, pastikan bayi Anda memakan habis makanan yang ada di sendok tersebut.
Namun, ada beberapa jenis tablet yang tidak boleh digerus, karena dapat
menghilangkan kandungan zat penting di dalamnya. Untuk anak
dibawah 1 th, persediaan obat dirumah sebaiknya disediakan obat dalam bentuk
sirup karena mudah digunakan dan dosis bisa
tepat. Mintalah penjelasan lebih lanjut
pada dokter seandainya bayi Anda diberi tablet kunyah.
·
Bahaya pemberian tablet kunyah
pada bayi adalah dapat terjadi sumbatan saluran nafas yang dapat menyebabkan
kematian. Bawalah segera ke Unit Gawat darurat jika bayi anda tersedak.
8. Obat-obatan Herbal:
·
Obat-obatan jenis herbal memang dapat
digunakan bagi dewasa karena menggunakan bahan-bahan
dasar alami, tapi bukan berarti aman pula bagi bayi. Pemberian
obat herbal terutama yang diminum harus diperhatikan cara pembuatannya,
kandungannya serta efeknya. Karena sebagian besar obat herbal tidak dibuat
secara steril sehingga memungkinkan terkontaminasi oleh bakteri atau
mikroorganisme yang lain. Jadi kemungkinan dapat menambah penyakit si kecil. Penggunaan obat-obatan herbal dalam bentuk jamu juga harus
berhati-hati karena jamu
sudah mengalami proses percampuran bahan secara kimiawi. Pada bayi, obat-obatan jenis ini
dapat menimbulkan alergi, kerusakan hati, dan naiknya tekanan darah. Apalagi
jika dikombinasikan dengan obat jenis lain, bisa fatal akibatnya.
·
Sebelum memberikan obat-obatan herbal pada si kecil,
konsultasilah dulu pada dokter. Dan selalu beritahu dokter mengenai obat-obatan
herbal apa saja yang pernah Anda berikan pada si kecil sebelum ia memberikan
resep.
9. Obat Batuk dan Pilek yang
Dijual Di Toko Bebas Untuk Anak dan Dewasa?
·
Sebenarnya, batuk merupakan respon tubuh normal untuk
mengeluarkan benda asing. Dengan batuk dapat membantu membersihkan paru-paru
bayi. Sehingga obat batuk hanya diberikan jika batuk berat. Obat batuk yang
sering digunakan untuk bayi adalah ambroksol. Pengencer dahak ini dapat
merangsang batuk sehingga membuat si bayi batuk lebih sering. Obat pilek
seperti dekongestan seringkali bersifat kontraproduktif. Artinya, tidak terlalu
membantu penyembuhan pilek pada bayi, tapi hanya meringankan gejalanya saja.
Obat ini justru menimbulkan efek samping seperti gelisah dan susah tidur. Jadi,
jika si kecil sedang batuk, cobalah menanganinya dengan memberinya banyak minum
dan dijemur dibawah matahari saat pagi hari. Kalau belum berhasil, temui dokter
sebelum Anda memutuskan untuk membeli obat pilek di toko.
10.
Obat Anti Kejang:
·
Orang tua sering melihat bayinya
kaget atau kaki tangannya bergetar sendiri. Gerakan ini dikira kejang, ortu
harus membedakan kejang dengan jiterness. Pada kejang biasanya saat dipegang
bagian yang bergetar akan berhenti dan saat kejang kadang disertai kebiruan
pada mulut atau kaki tangan. Obat kejang yang banyak didapatkan di pasaran
adalah diazepam. Pemberian obat anti kejang untuk memutus kejang dapat
diberikan dengan dosis yang tepat. Jika berlebihan akan mengakibatkan henti
nafas. Sehingga pemberian obat anti kejang harus disertai dengan resep dokter.
11. Antibiotik:
·
Tidak semua gejala panas
atau infeksi saluran pernapasan akut, atau infeksi yang lain perlu penggunaan
antibiotik. Hanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang menggunakan
antibiotik. Sebagian besar demam atau infeksi pada anak disebabkan karena
infeksi virus. Jadi pada awalnya kita tidak perlu menggunakan antibiotik,
berikan dulu obat simptomatik seperti penurun panas. Jika ada kecenderungan
infeksi bakteri atau panas tidak ada perubahan ortu segera mungkin mengontrolkan
ke dokter.
·
Penggunaan antibiotik secara
bijaksana akan mengurangi resiko seorang anak untuk kebal terhadap antibiotik
tertentu. Selain meningkatkan resistensi seorang anak terhadap antibiotik,
penggunaan antibiotik secara berlebihan akan membebani organ pengeluaran
seperti hati dan ginjal.
·
Beberapa antibiotik juga
tidak boleh digunakan pada anak seperti tetrasiklin, siprofloksasin,dsb.
12. Aneka
Obat Penenang Agar Bayi Tidak Rewel dan Bertujuan Tidur (Seperti merk Lelap,
Antimo) tujuannya agar bayi tidak rewel dan tidak menangis terus:
·
Antimo anak mengandung
dimenhidrinat.
·
Tidak boleh digunakan pada
usia dibawah 2 th
·
Efek samping yang dapat
terjadi gangguan saluran cerna (mual, muntah diare dan nyeri epigastrium),
denyut jantung meningkat, konstipasi, mengantuk, lesu, gangguan koordinasi.
·
Untuk obat tidur merek
“lelap” meskipun ini dari herbal. Belum ada petunjuk dapat digunakan untuk anak
13. Tip
·
Gunakan
obat secara bijaksana sesuai kebutuhan.
·
Tanyakan
kepada dokter anda jika anda tidak mengerti tentang fungsi dan kandungan obat
yang akan diberikan kepada anak anda.
·
Hindari
penggunaan obat lebih dari satu macam jika tidak tahu efek kombinasi dari
kombinasi obat yang akan diberikan
·
Jangan
mengulang resep dokter meskipun sakitnya sama. Karena sakit sama belum tentu
penyebabnya sama sehingga obatnya belum tentu sama.
- Jika
sudah terlanjur mengkonsumsi obat yang tidak dianjurkan atau dilarang.
Segeralah konsultasi ke pusat pelayanan kesehatan untuk mengetahui efek
samping yang akan terjadi dan cara mengatasinya
- Buang segera obat jika telah
habis masa berlakunya, karena akan berbahaya jika tetap digunakan.
Demikian juga dengan obat yang telah mengalami perubahan warna dan bentuk.
Namun jangan membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi kandungan
air tanah yang akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan dari
jangkauan anak-anak dan buanglah ke tempat sampah.
- Jauhkan tempat
penyimpanan obat dari jangkauan anak-anak sehingga mereka tidak
dapat mengkonsumsinya tanpa sepengetahuan ortunya
14. Yang harus kedua orangtua
lakukan dan perhatikan sebelum memberikan obat pada bayi:
- Gunakan obat secara
bijaksana sesuai dengan indikasi
- Perhatikan kemasan obat
(tanggal kadaluarsa, dosis obat, usia yang dituju)
- Lihat apakah obat ada
perubahan warna atau adanya endapan yang berbeda sebelum awal dipakai.
7 Obat Terlarang Pada Bayi
Bayi yang mungil lebih rentan terkena efek samping
daripada orang dewasa. Jadi berhati-hatilah dalam memilih obat untuk si kecil. Obat-obatan
berikut ini tidak direkomendasikan oleh para dokter untuk diberikan pada bayi
Anda.
1. Aspirin
Jangan memberikan aspirin atau obat apa pun yang mengandung aspirin pada bayi,
karena aspirin akan menyebabkan bayi menjadi rentan terkena sindrom Reye (Reye
syndrom: serangan
mendadak berupa gangguan pernapasan dan pencernaan selama beberapa hari dan
berakhir dengan pembengkakkan otak yang ditandai dengan kejang atau koma, red).
Obat-obatan untuk anak yang dijual di toko juga belum tentu bebas aspirin, yang
mempunyai nama lain asam salisilat. Jadi, baca baik-baik label kemasan dan
bertanyalah pada dokter jika Anda tidak yakin apakah obat tersebut mengandung
aspirin.
2. Obat Anti Mual
Jangan pernah memberi bayi Anda obat anti mual, karena obat-obatan seperti ini
mempunyai efek samping yang besar, kecuali jika dokter memang menganjurkan.
Menurut Dr. Caroline, Sp.A dari Rumah Sakit OMC Jakarta, obat yang biasanya
mengandung zat metoclopramide sebagai penghilang mual jika diberikan pada bayi
akan menyebabkan gangguan extrapyramidal yang menyerang syaraf. Rasa mual
pada bayi biasanya hanya berlangsung sebentar, dan akan hilang tanpa diberi
obat-obatan tertentu. Jika bayi Anda muntah dan mengalami dehidrasi, segera
pergi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
3. Obat untuk Orang Dewasa
Memberi bayi obat untuk orang dewasa dengan dosis yang disesuaikan sangat
berbahaya. Jika pada label kemasan tidak tercantum dosis untuk bayi, maka
jangan berikan obat tersebut pada bayi Anda.
4. Obat Resep Untuk Orang atau Penyakit lain
Obat yang diresepkan untuk orang lain atau jenis penyakit lain bisa jadi tidak
efektif atau bahkan berbahaya jika diberikan pada bayi Anda. Berikan hanya obat
yang diresepkan untuknya dan sesuai dengan penyakitnya.
5. Obat Kadaluarsa
Buang segera obat jika telah habis masa berlakunya, karena akan berbahaya jika
tetap digunakan. Demikian juga dengan obat yang telah mengalami perubahan warna
dan bentuk. Namun jangan membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi
kandungan air tanah yang akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan
dari jangkauan anak-anak dan buanglah ke tempat sampah.
6. Acetaminophen Berlebihan
Obat batuk dan pilek yang dijual bebas di pasaran mengandung acetaminophen yang
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan penurun panas, sehingga tidak baik
jika digunakan bersamaan. Tanyakan pada dokter jika Anda tidak tahu kandungan
yang terdapat dalam suatu obat batuk atau obat pilek. Dan jika si kecil sudah
terlanjur mendapatkan obat resep, berilah acetaminophen hanya jika dokter
memastikan bahwa zat itu baik bagi keadaan bayi Anda.
7. Tablet Kunyah
Obat yang berupa tablet kunyah sangat berbahaya untuk bayi. Jika si kecil Anda
sudah makan makanan padat dan Anda ingin memberikan tablet kunyah, maka tablet
itu harus digerus dulu, lalu dicampurkan dalam satu sendok penuh makanan lembut
seperti yogurt atau saus apel. Untuk memperoleh dosis yang tepat, pastikan bayi
Anda memakan habis makanan yang ada di sendok tersebut. Namun, ada beberapa
jenis tablet kunyah yang tidak boleh digerus, karena dapat menghilangkan
kandungan zat penting di dalamnya. Mintalah penjelasan lebih lanjut pada dokter
seandainya bayi Anda diberi tablet kunyah.
Selain yang sudah disebutkan di atas, ada dua jenis obat lain yang patut Anda
pertimbangkan sebelum memberikannya pada si kecil:
- Obat-obatan Herbal
Obat-obatan
jenis herbal memang aman bagi Anda karena menggunakan bahan-bahan dasar
alami, tapi bukan berarti aman pula bagi bayi Anda. Pada dasarnya, tidak
masalah jika obat-obatan herbal yang akan Anda berikan pada si kecil murni
berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena belum mengalami percampuran dengan
bahan kimia. “Namun jangan memberikan obat-obatan herbal dalam bentuk
jamu, karena jamu sudah mengalami proses percampuran bahan secara kimiawi.”
kata Dr. Caroline.
Pada
bayi, obat-obatan jenis ini dapat menimbulkan alergi, kerusakan hati, dan
naiknya tekanan darah. Apalagi jika dikombinasikan dengan obat jenis lain,
bisa fatal akibatnya. Sebelum memberikan obat-obatan herbal pada si kecil,
konsultasilah dulu pada dokter. Dan selalu beritahu dokter mengenai
obat-obatan herbal apa saja yang pernah Anda berikan pada si kecil sebelum
ia memberikan resep.
- Obat Batuk dan Obat Pilek yang Dijual Di Toko
Sebenarnya, batuk dapat membantu membersihkan paru-paru bayi. Obat batuk
dan pilek seperti dekongestan seringkali bersifat kontraproduktif.
Artinya, tidak terlalu membantu penyembuhan batuk pada bayi, tapi hanya
meringankan gejalanya saja. Obat ini justru menimbulkan efek samping
seperti gelisah dan susah tidur. Jadi, jika si kecil sedang pilek, cobalah
menanganinya dengan memberinya banyak minum. Kalau belum berhasil, temui
dokter sebelum Anda memutuskan untuk membeli obat pilek di toko.
Obat-obatan
Yg Dilarang Digunakan Selama Kehamilan DEFINISI
WHO memperkirakan sebanyak lebih dari 90% wanita hamil yang mengkonsumsi obat
yang diresepkan maupun obat bebas, obat sosialisasi (misalnya alkohol atau
tembakau) atau obat terlarang.
2-3% dari seluruh cacat bawaan disebabkan oleh obat-obatan.
Obat berpindah dari ibu ke janin terutama melalui plasenta (ari-ari),
yaitu melalui jalan yang sama yang dilalui oleh zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di dalam plasenta, obat dan zat gizi di dalam darah ibu melewati selaput tipis
yang memisahkan darah ibu dengan darah janin.
Obat yang diminum oleh wanita hamil bisa mempengaruhi janin melalui beberapa
cara:
· Secara langsung bekerja pada janin,
menyebabkan kerusakan, kelainan perkembangan atau kematian
· Mempengaruhi fungsi plasenta, biasanya dengan
cara mengkerutkan pembuluh darah dan mengurangi pertukaran oksigen dan zat gizi
diantara janin dan ibu
· Menyebabkan otot rahim berkontraksi sekuat
tenaga, yang secara tidak langsung mencederai janin dengan mengurangi aliran
darah ke janin.
Pengaruh obat terhadap janin tergantung kepada tingkat perkembangan janin dan
dosis serta kekuatan obat.
Obat tertentu yang diminum pada awal kehamilan (sebelum hari ke 17 setelah
pembuahan), bisa menyebabkan kematian janin atau tidak mempengaruhi janin sama
sekali. Pada saat ini janin sangat kebal terhadap cacat bawaan.
Pada hari ke 17-57 setelah pembuahan (dimana organ tubuh mulai terbentuk),
janin sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan.
Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, cacat bawaan yang
terlihat jelas atau cacat yang baru tampak di kemudian hari.
Obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna, memiliki
peluang yang kecil untuk menyebabkan cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa
menyebabkan perubahan dalam pertumbuhan dan fungsi organ dan jaringan yang
telah terbentuk secara normal.
OBAT ANTI-KANKER
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu sel-selnya yang
membelah dengan cepat sangat rentan terhadap obat anti-kanker.
Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat menyebabkan
cacat bawaan seperti:
- IUGR (intra uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di
dalam rahim)
- Rahang bawah yang kurang berkembang
- Celah langi-langit mulut
- Kelainan tulang tengkorak
- Kelainan tulang belakang
- Kelainan telinga
- Clubfoot (kelainan bentuk kaki)
- Keterbelakangan mental.
TALIDOMID
Obat ini sudah tidak diberikan lagi kepada wanita hamil karena bisa menyebabkan
cacat bawaan.
Talidomid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 di Eropa sebagai obat
influenza dan obat penenang.
Pada tahun 1962, talidomid yang diminum oleh wanita hamil pada saat organ tubuh
janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan
tungkai yang terbentuk secara tidak sempurna, kelainan usus, jantung dan
pembuluh darah.
PENGOBATAN KULIT
Isotretinoin yang digunakan untuk mengobati
jerawat yang berat, psoriasis dan kelainan kulit lainnya bisa
menyebabkan cacat bawaan.
Yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, telinga yang kecil dan hidrosefalus
(kepala yang besar). Resiko terjadinya cacat bawaan adalah sebesar 25%.
Etretinat juga bisa menyebabkan cacat bawaan.
Obat ini disimpan di dalam lemak dibawah kulit dan dilepaskan secara perlahan,
sehingga efeknya masih bertahan sampai 6 bulan atau lebih setelah pemakaian
obat dihentikan. Karena itu seorang wanita yang memakai obat ini dan
merencanakan untuk hamil, sebaiknya menunggu paling tidak selama 1 tahun
setelah pemakaian obat dihentikan.
HORMON SEKSUAL
Hormon androgenik yang digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah
dan progestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama setelah
pembuahan, bisa menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin
perempuan.
· Klitoris bisa membesar dan labia minora
menutup.
Efek tersebut tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan
progestinnya hanya sedikit.
Dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa
menyebabkan kanker pada anak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama
hamil.
Anak perempuan ini di kemudian hari akan:
- memiliki kelainan dalam rongga rahim
- mengalami gangguan menstruasi
- memiliki serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami
keguguran
- memiliki resiko menderita kehamilan ektopik
- memiliki bayi yang meninggal sesaat sebelum atau sesaat sesudah dilahirkan.
Jika ibu hamil yang memakai DES melahirkan anak laki-laki, maka kelak dia akan
memiliki kelainan pada penisnya.
MECLIZIN
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok perjalanan, mual dan
muntah, bisa menyebabkan cacat bawaan pada hewan percobaan. Tetapi efek seperti
ini belum ditemukan pada manusia.
OBAT ANTI-KEJANG
Beberapa obat anti-kejang yang diminum oleh penderita epilepsi yang
sedang hamil, bisa menyebabkan terjadinya celah langit-langit mulut, kelainan
jantung, wajah, tengkorak, tangan dan organ perut pada bayinya. Bayi yang
dilahirkan juga bisa mengalami keterbelakangan mental.
2 obat anti-kejang yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah trimetadion
(resiko sebesar 70%) dan asam valproat (resiko sebesar 1%).
Carbamazepine diduga menyebabkan sejumlah
cacat bawaan yang sifatnya ringan.
Bayi baru lahir yang selam dalam kandungan terpapar oleh phenitoin dan phenobarbital, bisa mudah mengalami
perdarahan karena obat ini menyebabkan kekurangan vitamin K yang diperlukan
dalam proses pembekuan darah.
Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan, setiap hari
ibunya mengkonsumsi vitamin K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan
vitamin K kepada bayinya.
Selama hamil, kepada penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis
yang paling kecil tetapi efektif dan dipantau secara ketat.
Wanita yang menderita epilepsi, meskipun tidak memakai obat anti-kejang selam
hamil, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan cacat
bawaan. Resikonya semakin tinggi jika selama hamil sering terjadi kejang yang
berat atau jika terjadi komplikasi kehamilan atau jka berasal dari golongan
sosial-ekonomi yang rendah (karena perawatan kesehatannya tidak memadai).
VAKSIN
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan kepada wanita hamil,
kecuali jika sangat mendesak.
Vaksin rubella (suatu vaksin dengan virus hidup) bisa menyebabkan
infeksi pada plasenta dan janin.
Vaksin virus hidup (misalnya campak, gondongan, polio, cacar air dan demam
kuning) dan vaksin lainnya (misalnya kolera, hepatitis A dan B, influensa, plag,
rabies, tetanus, difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika
dia memiliki resiko tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
OBAT TIROID
Yodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil untuk mengobati hipertiroidisme
(kelenjar tiroid yang terlalu aktif) bisa melewati plasenta dan menghancurkan
kelenjar tiroid janin atau menyebabkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid
yang kurang aktif) yang berat.
Propiltiourasil dan metimazol, yang juga digunakan untuk
mengatasi hipertiroidisme, bisa melewati plasenta dan menyebabkan kelenjar
tiroid janin sangat membesar.
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes pada
wanita hamil dan bisa menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula
darah yang sangat rendah (hipoglikemia). Karena itu untuk mengobati
diabetes pada wanita hamil lebih baik digunakan insulin.
NARKOTIKA & OBAT ANTI PERADANGAN NON-STEROID
Narkotika dan obat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin), jika diminum oleh wanita hamil bisa
sampai ke janin dalam jumlah yang cukup signifikan.
Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami kecanduan sebelum
dilahirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6 jam - 8 hari
setelah dilahirkan.
Mengkonsumsi aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya
dalam dosis tinggi selama hamil, bisa memperlambat saat persalinan dan juga
bisa menyebabkan tertutupnya hubungan antara aorta dan arteri
pulmoner sebelum lahir.
Dalam keadaan normal, hubungan tersebut menutup sesaat setelah bayi lahir.
Penutupan yang terjadi sebelum bayi lahir akan mendorong darah ke paru-paru
yang belum berkembang sehingga memberikan beban yang berlebihan pada sistem
peredaran darah janin.
Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti peradangan non-steroid bisa
menyebabkan berkurangnya jumlah cairan ketuban.
Aspirin dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan
pada ibu maupun bayinya.
Aspirin atau asam salisilat lainnya bisa
menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah janin sehingga terjadi jaundice
(sakit kuning) dan kadang kerusakan otak.
OBAT ANTI-CEMAS & ANTI-DEPRESI
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa menyebabkan cacat
bawaan, meskipun efeknya belum terbukti.
Jika digunakan selama hamil, obat anti-depresi kebanyakan relatif aman, tetapi litium bisa menyebabkan cacat bawaan
(terutama pada jantung).
Barbiturat (misalnya phenobarbital) yang diminum oleh wanita hamil
cenderung menyebabkan berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru
lahir.
ANTIBIOTIK
Tetracyclin bisa melewati plasenta dan
disimpan di dalam tulang serta gigi janin, bercampur dengan kalsium. Akibatnya
pertumbuhan tulang menjadi lambat, gigi bayi berwarna kuning dan emailnya
lunak serta menjadi rentan terhadap karies.
Resiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin diminum pada
pertengahan sampai akhir kehamilan.
Streptomycin atau Canamycin bisa
menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah janin dan kemungkinan
menyebabkan ketulian.
Chloramphenicol tidak berbahaya bagi janin
tetapi bisa menyebabkan penyakit yang serius pada bayi baru lahir, yaitu sindroma
bayi abu-abu.
Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada
ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan sendi pada hewan percobaan.
Penicillin aman diberikan kepada wanita hamil.
Kebanyakan antibiotik golongan sulfa yang diminum di akhir kehamilan
bisa menyebabkan jaundice pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan
otak.
OBAT ANTIKOAGULAN
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan (obat anti pembekuan) warfarin. Cacat bawaan terjadi pada 25% bayi
yang terpapar oleh obah ini selama trimester pertama. Selain itu, bisa terjadi
perdarahan abnormal pada ibu maupun janin.
Jika seorang wanita hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah, lebih baik
diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama kehamilan bisa
menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan tulang (osteoporosis)
pada ibu.
OBAT-OBAT UNTUK PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit jantung dan pembuluh darah
yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama kehamilan (misalnya pre-eklamsi
dan eklamsi).
Obat untuk menurunkan tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil
yang menderita pre-eklamsi atau eklamsi. Obat in bisa mempengaruhi fungsi
plasenta dan digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada
janin.
Biasanya, kelainan timbul karena penurunan tekanan darah ibu berlangsung
terlalu cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
ACE inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama
kehamilan karena bisa menyebabkan masalah yang serius pada janin.
Digoxin (digunakan untuk mengatasi gagal
jantung dan kelainan irama jantung) bisa melewati plasenta tetapi efeknya
terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir sangat kecil.
Nitrofurantoin, vitamin K, sulfonamid
dan Chloramphenicol bisa menyebabkan pemecahan
sel darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan G6PD.
Karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang menderita
kekurangan G6PD.
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN SELAMA PERSALINAN
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya biasanya melewati
plasenta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir.
Karena itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka
diberikan efek terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya
agar tidak sempat sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.
OBAT SOSIALISASI & OBAT TERLARANG
Merokok selama hamil bisa berbahaya.
Berat badan lahir rata-rata dari bayi yang ibunya perokok adalah 170 gram lebih
rendah dari bayi yang ibunya tidak merokok.
Keguguran, kelahiran mati, lahir prematur dan sindroma kematian bayi
mendadak lebih sering ditemukan pada bayi yang ibunya merokok selama hamil.
Meminum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa
mengalami sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala
yang kecil (mikrosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang
terjadi kelainan sendi dan kelainan jantung. Bayi ini tidak berkembang dan
kemungkinan akan meninggal sesaat setelah dilahirkan.
Aspartam adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama
hamil asalkan jumlahnya tidak berlebihan.
Cocain yang digunakan selama hamil bisa meningkatkan resiko terjadinya
keguguran, abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan alat
kelamin serta perilaku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi
selama hamil bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.
Usia anak yang
dituju bayi 0 -1 tahun. Sebagai orangtua baru, selalu menginginkan hal yang
terbaik namun masih kurang informasi dan pengalaman, termasuk juga dengan
obat-obatannya. Ketika banyak orang yang bilang minum ini kalau anaknya lagi
begini dan sebagainya. Contoh kasusnya misalnya, bayi batuk dapat meggunakan
air kunyit dan sebagainya). Maka orangtua harus secara bijaksana dan tahu
secara benar tentang informasi tersebut.
Daftar Pertanyaan: (langsung pada perkandungan. Misalnya Aspirin, mengandung apa, mengapa tidak boleh untuk bayi, Akan menyebabkan apa dalam jangka pendek dan panjang? Jika tidak sengaja diberikan maka akan terjadi apa?)
1. Aspirin atau asam
asetil salisilat
·
Tidak
dianjurkan untuk digunakan pada anak usia < 12th
·
Aspirin dapat menyebabkan sindrom Reye (Reye
syndrom: serangan mendadak berupa gangguan pernapasan dan pencernaan selama
beberapa hari dan berakhir dengan pembengkakkan otak yang ditandai dengan
kejang atau koma, red) terutama pada usia dibawah 1
th. Efek
samping lain berupa bronkospasme, mual, perdarahan saluran cerna. Gangguan
pendengaran seperti tinnitus (berdenging), vertigo, peningkatan waktu
perdarahan, edema, miokarditis dan gangguan darah merupakan efek samping
penggunaan aspirin.
·
Untuk menurunkan efek
perdarahan saluran cerna dapat digunakan bersamaan dengan pemberian makan,
minum atau susu.
2.
Obat Anti Mual:
·
Obat anti mual dapat berupa
domperidone atau metoclopramide
·
Obat
anti muntah sebaiknya digunakan sesuai anjuran dokter. Rasa mual pada bayi biasanya hanya
berlangsung sebentar, dan akan hilang tanpa diberi obat-obatan tertentu.
·
Preparat
domperidone relative aman untuk bayi namun pemberiannya harus sesuai dokter.
Sedangkan preparat metoclopramide tidak dianjurkan pada bayi karena dapat menyebabkan gangguan extrapyramidal
yang menyerang syaraf.
·
Jika mengalami gangguan
ektrapiramidal (kejang) bawalah langsung ke pusat kesehatan terdekat
3. Obat Untuk Orang dewasa:
·
Yang perlu dimengerti oleh
orang tua adalah bahwa anak bukan miniature orang dewasa atau dewasa kecil.
Karena anak masih perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi
genetiknya. Jadi fungsi organnya masih belum sempurna seperti orang dewasa.
Sehingga kemampuan pengolahan obat oleh tubuh bayi berbeda dengan orang dewasa.
Jadi tidak semua obat yang diminum oleh orang dewasa boleh diminum oleh bayi
atau anak meskipun dosisnya diturunkan.
·
Pemberian obat yang tidak
boleh diberikan kepada anak akan memberikan beban pada organ terutama ginjal
dan hati. Efek obat kepada organ dapat ringan namun dapat juga menyebabkan
kegagalah organ secara permanen
·
Jika orangtua tidak sengaja memberikannya pada si
bayi, cepat pergi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan
informasi tentang efek samping yang mungkin terjadi akibat minum obat tersebut.
4.
Resep Untuk Orang Atau Penyakit Lain:
·
Sering orang tua memberikan
resep anak lain (tetangga atau saudaranya) untuk anaknya. Mereka beranggapan
bahwa sakitnya sama (misal sama-sama sakit batuk atau pilek). Hal ini yang
salah karena dosis obat disesuaikan dengan berat badan, dan penyebab suatu
penyakit sangat banyak sehingga meskipun gejala sama belum tentu obatnya sama.
·
Jika orangtua tidak sengaja memberikannya pada si
bayi, cepat pergi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan
informasi tentang efek samping yang mungkin terjadi akibat minum obat tersebut.
5. Obat Kadarluarsa:
·
Obat adalah zat aktif, obat
mempunyai batas waktu untuk bereaksi. Jika lebih dari masa kadaluarsa obat
dapat tidak mempunyai manfaat atau bahkan mempunyai efek yang merugikan pada
tubuh.
·
Sebelum terjadi kejadian ini
yang paling baik adalah pencegahan. Pencegahannya adalah buang segera obat jika telah habis
masa berlakunya, karena akan berbahaya jika tetap digunakan. Demikian juga
dengan obat yang telah mengalami perubahan warna dan bentuk. Namun jangan
membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi kandungan air tanah yang
akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan dari jangkauan anak-anak
dan buanglah ke tempat sampah.
6. Acetaminophen Berlebihan:
·
Asetaminofen atau yang sering kita kenal dengan
parasetamol merupakan obat turun panas, anti nyeri, dan anti peradangan ringan.
·
Penggunaan sesuai indikasi dengan dosis yang tepat
tidak berbahaya.
·
Hati-hati pada bayi dengan gangguan hati atau ginjal
·
Orang tua harus teliti saat memberikan obat batuk dan
pilek yang dijual bebas di pasaran karena beberapa obat batuk dan pilek mengandung
acetaminophen yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan penurun panas,
sehingga tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat penuruna panas yang
mengandung asetaminofen / parasetamol.
7. Tablet Kunyah:
·
Obat yang berupa tablet kunyah sangat berbahaya untuk
bayi. Jika si kecil Anda sudah makan makanan padat dan Anda ingin memberikan
tablet kunyah, maka tablet itu harus digerus dulu, lalu dicampurkan dengan air
atau sirup pemanis yang aman untuk bayi. Ada beberapa obat setelah digerus
dapat dicampur dengan makanan lembut seperti yogurt atau saus apel. Untuk memperoleh dosis yang
tepat, pastikan bayi Anda memakan habis makanan yang ada di sendok tersebut.
Namun, ada beberapa jenis tablet yang tidak boleh digerus, karena dapat
menghilangkan kandungan zat penting di dalamnya. Untuk anak
dibawah 1 th, persediaan obat dirumah sebaiknya disediakan obat dalam bentuk
sirup karena mudah digunakan dan dosis bisa
tepat. Mintalah penjelasan lebih lanjut
pada dokter seandainya bayi Anda diberi tablet kunyah.
·
Bahaya pemberian tablet kunyah
pada bayi adalah dapat terjadi sumbatan saluran nafas yang dapat menyebabkan
kematian. Bawalah segera ke Unit Gawat darurat jika bayi anda tersedak.
8. Obat-obatan Herbal:
·
Obat-obatan jenis herbal memang dapat
digunakan bagi dewasa karena menggunakan bahan-bahan
dasar alami, tapi bukan berarti aman pula bagi bayi. Pemberian
obat herbal terutama yang diminum harus diperhatikan cara pembuatannya,
kandungannya serta efeknya. Karena sebagian besar obat herbal tidak dibuat
secara steril sehingga memungkinkan terkontaminasi oleh bakteri atau
mikroorganisme yang lain. Jadi kemungkinan dapat menambah penyakit si kecil. Penggunaan obat-obatan herbal dalam bentuk jamu juga harus
berhati-hati karena jamu
sudah mengalami proses percampuran bahan secara kimiawi. Pada bayi, obat-obatan jenis ini
dapat menimbulkan alergi, kerusakan hati, dan naiknya tekanan darah. Apalagi
jika dikombinasikan dengan obat jenis lain, bisa fatal akibatnya.
·
Sebelum memberikan obat-obatan herbal pada si kecil,
konsultasilah dulu pada dokter. Dan selalu beritahu dokter mengenai obat-obatan
herbal apa saja yang pernah Anda berikan pada si kecil sebelum ia memberikan
resep.
9. Obat Batuk dan Pilek yang
Dijual Di Toko Bebas Untuk Anak dan Dewasa?
·
Sebenarnya, batuk merupakan respon tubuh normal untuk
mengeluarkan benda asing. Dengan batuk dapat membantu membersihkan paru-paru
bayi. Sehingga obat batuk hanya diberikan jika batuk berat. Obat batuk yang
sering digunakan untuk bayi adalah ambroksol. Pengencer dahak ini dapat
merangsang batuk sehingga membuat si bayi batuk lebih sering. Obat pilek
seperti dekongestan seringkali bersifat kontraproduktif. Artinya, tidak terlalu
membantu penyembuhan pilek pada bayi, tapi hanya meringankan gejalanya saja.
Obat ini justru menimbulkan efek samping seperti gelisah dan susah tidur. Jadi,
jika si kecil sedang batuk, cobalah menanganinya dengan memberinya banyak minum
dan dijemur dibawah matahari saat pagi hari. Kalau belum berhasil, temui dokter
sebelum Anda memutuskan untuk membeli obat pilek di toko.
10.
Obat Anti Kejang:
·
Orang tua sering melihat bayinya
kaget atau kaki tangannya bergetar sendiri. Gerakan ini dikira kejang, ortu
harus membedakan kejang dengan jiterness. Pada kejang biasanya saat dipegang
bagian yang bergetar akan berhenti dan saat kejang kadang disertai kebiruan
pada mulut atau kaki tangan. Obat kejang yang banyak didapatkan di pasaran
adalah diazepam. Pemberian obat anti kejang untuk memutus kejang dapat
diberikan dengan dosis yang tepat. Jika berlebihan akan mengakibatkan henti
nafas. Sehingga pemberian obat anti kejang harus disertai dengan resep dokter.
11. Antibiotik:
·
Tidak semua gejala panas
atau infeksi saluran pernapasan akut, atau infeksi yang lain perlu penggunaan
antibiotik. Hanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang menggunakan
antibiotik. Sebagian besar demam atau infeksi pada anak disebabkan karena
infeksi virus. Jadi pada awalnya kita tidak perlu menggunakan antibiotik,
berikan dulu obat simptomatik seperti penurun panas. Jika ada kecenderungan
infeksi bakteri atau panas tidak ada perubahan ortu segera mungkin mengontrolkan
ke dokter.
·
Penggunaan antibiotik secara
bijaksana akan mengurangi resiko seorang anak untuk kebal terhadap antibiotik
tertentu. Selain meningkatkan resistensi seorang anak terhadap antibiotik,
penggunaan antibiotik secara berlebihan akan membebani organ pengeluaran
seperti hati dan ginjal.
·
Beberapa antibiotik juga
tidak boleh digunakan pada anak seperti tetrasiklin, siprofloksasin,dsb.
12. Aneka
Obat Penenang Agar Bayi Tidak Rewel dan Bertujuan Tidur (Seperti merk Lelap,
Antimo) tujuannya agar bayi tidak rewel dan tidak menangis terus:
·
Antimo anak mengandung
dimenhidrinat.
·
Tidak boleh digunakan pada
usia dibawah 2 th
·
Efek samping yang dapat
terjadi gangguan saluran cerna (mual, muntah diare dan nyeri epigastrium),
denyut jantung meningkat, konstipasi, mengantuk, lesu, gangguan koordinasi.
·
Untuk obat tidur merek
“lelap” meskipun ini dari herbal. Belum ada petunjuk dapat digunakan untuk anak
13. Tip
·
Gunakan
obat secara bijaksana sesuai kebutuhan.
·
Tanyakan
kepada dokter anda jika anda tidak mengerti tentang fungsi dan kandungan obat
yang akan diberikan kepada anak anda.
·
Hindari
penggunaan obat lebih dari satu macam jika tidak tahu efek kombinasi dari
kombinasi obat yang akan diberikan
·
Jangan
mengulang resep dokter meskipun sakitnya sama. Karena sakit sama belum tentu
penyebabnya sama sehingga obatnya belum tentu sama.
- Jika
sudah terlanjur mengkonsumsi obat yang tidak dianjurkan atau dilarang.
Segeralah konsultasi ke pusat pelayanan kesehatan untuk mengetahui efek
samping yang akan terjadi dan cara mengatasinya
- Buang segera obat jika telah
habis masa berlakunya, karena akan berbahaya jika tetap digunakan.
Demikian juga dengan obat yang telah mengalami perubahan warna dan bentuk.
Namun jangan membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi kandungan
air tanah yang akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan dari
jangkauan anak-anak dan buanglah ke tempat sampah.
- Jauhkan tempat
penyimpanan obat dari jangkauan anak-anak sehingga mereka tidak
dapat mengkonsumsinya tanpa sepengetahuan ortunya
14. Yang harus kedua orangtua
lakukan dan perhatikan sebelum memberikan obat pada bayi:
- Gunakan obat secara
bijaksana sesuai dengan indikasi
- Perhatikan kemasan obat
(tanggal kadaluarsa, dosis obat, usia yang dituju)
- Lihat apakah obat ada
perubahan warna atau adanya endapan yang berbeda sebelum awal dipakai.
7 Obat Terlarang Pada Bayi
Bayi yang mungil lebih rentan terkena efek samping
daripada orang dewasa. Jadi berhati-hatilah dalam memilih obat untuk si kecil. Obat-obatan
berikut ini tidak direkomendasikan oleh para dokter untuk diberikan pada bayi
Anda.
1. Aspirin
Jangan memberikan aspirin atau obat apa pun yang mengandung aspirin pada bayi, karena aspirin akan menyebabkan bayi menjadi rentan terkena sindrom Reye (Reye syndrom: serangan mendadak berupa gangguan pernapasan dan pencernaan selama beberapa hari dan berakhir dengan pembengkakkan otak yang ditandai dengan kejang atau koma, red). Obat-obatan untuk anak yang dijual di toko juga belum tentu bebas aspirin, yang mempunyai nama lain asam salisilat. Jadi, baca baik-baik label kemasan dan bertanyalah pada dokter jika Anda tidak yakin apakah obat tersebut mengandung aspirin.
2. Obat Anti Mual
Jangan pernah memberi bayi Anda obat anti mual, karena obat-obatan seperti ini mempunyai efek samping yang besar, kecuali jika dokter memang menganjurkan. Menurut Dr. Caroline, Sp.A dari Rumah Sakit OMC Jakarta, obat yang biasanya mengandung zat metoclopramide sebagai penghilang mual jika diberikan pada bayi akan menyebabkan gangguan extrapyramidal yang menyerang syaraf. Rasa mual pada bayi biasanya hanya berlangsung sebentar, dan akan hilang tanpa diberi obat-obatan tertentu. Jika bayi Anda muntah dan mengalami dehidrasi, segera pergi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
3. Obat untuk Orang Dewasa
Memberi bayi obat untuk orang dewasa dengan dosis yang disesuaikan sangat berbahaya. Jika pada label kemasan tidak tercantum dosis untuk bayi, maka jangan berikan obat tersebut pada bayi Anda.
4. Obat Resep Untuk Orang atau Penyakit lain
Obat yang diresepkan untuk orang lain atau jenis penyakit lain bisa jadi tidak efektif atau bahkan berbahaya jika diberikan pada bayi Anda. Berikan hanya obat yang diresepkan untuknya dan sesuai dengan penyakitnya.
5. Obat Kadaluarsa
Buang segera obat jika telah habis masa berlakunya, karena akan berbahaya jika tetap digunakan. Demikian juga dengan obat yang telah mengalami perubahan warna dan bentuk. Namun jangan membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi kandungan air tanah yang akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan buanglah ke tempat sampah.
6. Acetaminophen Berlebihan
Obat batuk dan pilek yang dijual bebas di pasaran mengandung acetaminophen yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan penurun panas, sehingga tidak baik jika digunakan bersamaan. Tanyakan pada dokter jika Anda tidak tahu kandungan yang terdapat dalam suatu obat batuk atau obat pilek. Dan jika si kecil sudah terlanjur mendapatkan obat resep, berilah acetaminophen hanya jika dokter memastikan bahwa zat itu baik bagi keadaan bayi Anda.
7. Tablet Kunyah
Obat yang berupa tablet kunyah sangat berbahaya untuk bayi. Jika si kecil Anda sudah makan makanan padat dan Anda ingin memberikan tablet kunyah, maka tablet itu harus digerus dulu, lalu dicampurkan dalam satu sendok penuh makanan lembut seperti yogurt atau saus apel. Untuk memperoleh dosis yang tepat, pastikan bayi Anda memakan habis makanan yang ada di sendok tersebut. Namun, ada beberapa jenis tablet kunyah yang tidak boleh digerus, karena dapat menghilangkan kandungan zat penting di dalamnya. Mintalah penjelasan lebih lanjut pada dokter seandainya bayi Anda diberi tablet kunyah.
Selain yang sudah disebutkan di atas, ada dua jenis obat lain yang patut Anda pertimbangkan sebelum memberikannya pada si kecil:
1. Aspirin
Jangan memberikan aspirin atau obat apa pun yang mengandung aspirin pada bayi, karena aspirin akan menyebabkan bayi menjadi rentan terkena sindrom Reye (Reye syndrom: serangan mendadak berupa gangguan pernapasan dan pencernaan selama beberapa hari dan berakhir dengan pembengkakkan otak yang ditandai dengan kejang atau koma, red). Obat-obatan untuk anak yang dijual di toko juga belum tentu bebas aspirin, yang mempunyai nama lain asam salisilat. Jadi, baca baik-baik label kemasan dan bertanyalah pada dokter jika Anda tidak yakin apakah obat tersebut mengandung aspirin.
2. Obat Anti Mual
Jangan pernah memberi bayi Anda obat anti mual, karena obat-obatan seperti ini mempunyai efek samping yang besar, kecuali jika dokter memang menganjurkan. Menurut Dr. Caroline, Sp.A dari Rumah Sakit OMC Jakarta, obat yang biasanya mengandung zat metoclopramide sebagai penghilang mual jika diberikan pada bayi akan menyebabkan gangguan extrapyramidal yang menyerang syaraf. Rasa mual pada bayi biasanya hanya berlangsung sebentar, dan akan hilang tanpa diberi obat-obatan tertentu. Jika bayi Anda muntah dan mengalami dehidrasi, segera pergi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
3. Obat untuk Orang Dewasa
Memberi bayi obat untuk orang dewasa dengan dosis yang disesuaikan sangat berbahaya. Jika pada label kemasan tidak tercantum dosis untuk bayi, maka jangan berikan obat tersebut pada bayi Anda.
4. Obat Resep Untuk Orang atau Penyakit lain
Obat yang diresepkan untuk orang lain atau jenis penyakit lain bisa jadi tidak efektif atau bahkan berbahaya jika diberikan pada bayi Anda. Berikan hanya obat yang diresepkan untuknya dan sesuai dengan penyakitnya.
5. Obat Kadaluarsa
Buang segera obat jika telah habis masa berlakunya, karena akan berbahaya jika tetap digunakan. Demikian juga dengan obat yang telah mengalami perubahan warna dan bentuk. Namun jangan membuangnya ke dalam kloset, karena akan mempengaruhi kandungan air tanah yang akan digunakan sebagai air minum. Agar aman, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan buanglah ke tempat sampah.
6. Acetaminophen Berlebihan
Obat batuk dan pilek yang dijual bebas di pasaran mengandung acetaminophen yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan penurun panas, sehingga tidak baik jika digunakan bersamaan. Tanyakan pada dokter jika Anda tidak tahu kandungan yang terdapat dalam suatu obat batuk atau obat pilek. Dan jika si kecil sudah terlanjur mendapatkan obat resep, berilah acetaminophen hanya jika dokter memastikan bahwa zat itu baik bagi keadaan bayi Anda.
7. Tablet Kunyah
Obat yang berupa tablet kunyah sangat berbahaya untuk bayi. Jika si kecil Anda sudah makan makanan padat dan Anda ingin memberikan tablet kunyah, maka tablet itu harus digerus dulu, lalu dicampurkan dalam satu sendok penuh makanan lembut seperti yogurt atau saus apel. Untuk memperoleh dosis yang tepat, pastikan bayi Anda memakan habis makanan yang ada di sendok tersebut. Namun, ada beberapa jenis tablet kunyah yang tidak boleh digerus, karena dapat menghilangkan kandungan zat penting di dalamnya. Mintalah penjelasan lebih lanjut pada dokter seandainya bayi Anda diberi tablet kunyah.
Selain yang sudah disebutkan di atas, ada dua jenis obat lain yang patut Anda pertimbangkan sebelum memberikannya pada si kecil:
- Obat-obatan Herbal
Obat-obatan jenis herbal memang aman bagi Anda karena menggunakan bahan-bahan dasar alami, tapi bukan berarti aman pula bagi bayi Anda. Pada dasarnya, tidak masalah jika obat-obatan herbal yang akan Anda berikan pada si kecil murni berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena belum mengalami percampuran dengan bahan kimia. “Namun jangan memberikan obat-obatan herbal dalam bentuk jamu, karena jamu sudah mengalami proses percampuran bahan secara kimiawi.” kata Dr. Caroline.
Pada bayi, obat-obatan jenis ini dapat menimbulkan alergi, kerusakan hati, dan naiknya tekanan darah. Apalagi jika dikombinasikan dengan obat jenis lain, bisa fatal akibatnya. Sebelum memberikan obat-obatan herbal pada si kecil, konsultasilah dulu pada dokter. Dan selalu beritahu dokter mengenai obat-obatan herbal apa saja yang pernah Anda berikan pada si kecil sebelum ia memberikan resep.
- Obat Batuk dan Obat Pilek yang Dijual Di Toko
Sebenarnya, batuk dapat membantu membersihkan paru-paru bayi. Obat batuk dan pilek seperti dekongestan seringkali bersifat kontraproduktif. Artinya, tidak terlalu membantu penyembuhan batuk pada bayi, tapi hanya meringankan gejalanya saja. Obat ini justru menimbulkan efek samping seperti gelisah dan susah tidur. Jadi, jika si kecil sedang pilek, cobalah menanganinya dengan memberinya banyak minum. Kalau belum berhasil, temui dokter sebelum Anda memutuskan untuk membeli obat pilek di toko.
Obat-obatan
Yg Dilarang Digunakan Selama Kehamilan DEFINISI
WHO memperkirakan sebanyak lebih dari 90% wanita hamil yang mengkonsumsi obat yang diresepkan maupun obat bebas, obat sosialisasi (misalnya alkohol atau tembakau) atau obat terlarang.
2-3% dari seluruh cacat bawaan disebabkan oleh obat-obatan.
Obat berpindah dari ibu ke janin terutama melalui plasenta (ari-ari), yaitu melalui jalan yang sama yang dilalui oleh zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di dalam plasenta, obat dan zat gizi di dalam darah ibu melewati selaput tipis yang memisahkan darah ibu dengan darah janin.
Obat yang diminum oleh wanita hamil bisa mempengaruhi janin melalui beberapa cara:
WHO memperkirakan sebanyak lebih dari 90% wanita hamil yang mengkonsumsi obat yang diresepkan maupun obat bebas, obat sosialisasi (misalnya alkohol atau tembakau) atau obat terlarang.
2-3% dari seluruh cacat bawaan disebabkan oleh obat-obatan.
Obat berpindah dari ibu ke janin terutama melalui plasenta (ari-ari), yaitu melalui jalan yang sama yang dilalui oleh zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di dalam plasenta, obat dan zat gizi di dalam darah ibu melewati selaput tipis yang memisahkan darah ibu dengan darah janin.
Obat yang diminum oleh wanita hamil bisa mempengaruhi janin melalui beberapa cara:
· Secara langsung bekerja pada janin,
menyebabkan kerusakan, kelainan perkembangan atau kematian
· Mempengaruhi fungsi plasenta, biasanya dengan
cara mengkerutkan pembuluh darah dan mengurangi pertukaran oksigen dan zat gizi
diantara janin dan ibu
· Menyebabkan otot rahim berkontraksi sekuat
tenaga, yang secara tidak langsung mencederai janin dengan mengurangi aliran
darah ke janin.
Pengaruh obat terhadap janin tergantung kepada tingkat perkembangan janin dan dosis serta kekuatan obat.
Obat tertentu yang diminum pada awal kehamilan (sebelum hari ke 17 setelah pembuahan), bisa menyebabkan kematian janin atau tidak mempengaruhi janin sama sekali. Pada saat ini janin sangat kebal terhadap cacat bawaan.
Pada hari ke 17-57 setelah pembuahan (dimana organ tubuh mulai terbentuk), janin sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan.
Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, cacat bawaan yang terlihat jelas atau cacat yang baru tampak di kemudian hari.
Obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna, memiliki peluang yang kecil untuk menyebabkan cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa menyebabkan perubahan dalam pertumbuhan dan fungsi organ dan jaringan yang telah terbentuk secara normal.
OBAT ANTI-KANKER
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu sel-selnya yang membelah dengan cepat sangat rentan terhadap obat anti-kanker.
Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat menyebabkan cacat bawaan seperti:
- IUGR (intra uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di dalam rahim)
- Rahang bawah yang kurang berkembang
- Celah langi-langit mulut
- Kelainan tulang tengkorak
- Kelainan tulang belakang
- Kelainan telinga
- Clubfoot (kelainan bentuk kaki)
- Keterbelakangan mental.
TALIDOMID
Obat ini sudah tidak diberikan lagi kepada wanita hamil karena bisa menyebabkan cacat bawaan.
Talidomid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 di Eropa sebagai obat influenza dan obat penenang.
Pada tahun 1962, talidomid yang diminum oleh wanita hamil pada saat organ tubuh janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan tungkai yang terbentuk secara tidak sempurna, kelainan usus, jantung dan pembuluh darah.
PENGOBATAN KULIT
Isotretinoin yang digunakan untuk mengobati jerawat yang berat, psoriasis dan kelainan kulit lainnya bisa menyebabkan cacat bawaan.
Yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, telinga yang kecil dan hidrosefalus (kepala yang besar). Resiko terjadinya cacat bawaan adalah sebesar 25%.
Etretinat juga bisa menyebabkan cacat bawaan.
Obat ini disimpan di dalam lemak dibawah kulit dan dilepaskan secara perlahan, sehingga efeknya masih bertahan sampai 6 bulan atau lebih setelah pemakaian obat dihentikan. Karena itu seorang wanita yang memakai obat ini dan merencanakan untuk hamil, sebaiknya menunggu paling tidak selama 1 tahun setelah pemakaian obat dihentikan.
HORMON SEKSUAL
Hormon androgenik yang digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah dan progestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama setelah pembuahan, bisa menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin perempuan.
Pengaruh obat terhadap janin tergantung kepada tingkat perkembangan janin dan dosis serta kekuatan obat.
Obat tertentu yang diminum pada awal kehamilan (sebelum hari ke 17 setelah pembuahan), bisa menyebabkan kematian janin atau tidak mempengaruhi janin sama sekali. Pada saat ini janin sangat kebal terhadap cacat bawaan.
Pada hari ke 17-57 setelah pembuahan (dimana organ tubuh mulai terbentuk), janin sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan.
Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, cacat bawaan yang terlihat jelas atau cacat yang baru tampak di kemudian hari.
Obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna, memiliki peluang yang kecil untuk menyebabkan cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa menyebabkan perubahan dalam pertumbuhan dan fungsi organ dan jaringan yang telah terbentuk secara normal.
OBAT ANTI-KANKER
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu sel-selnya yang membelah dengan cepat sangat rentan terhadap obat anti-kanker.
Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat menyebabkan cacat bawaan seperti:
- IUGR (intra uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di dalam rahim)
- Rahang bawah yang kurang berkembang
- Celah langi-langit mulut
- Kelainan tulang tengkorak
- Kelainan tulang belakang
- Kelainan telinga
- Clubfoot (kelainan bentuk kaki)
- Keterbelakangan mental.
TALIDOMID
Obat ini sudah tidak diberikan lagi kepada wanita hamil karena bisa menyebabkan cacat bawaan.
Talidomid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 di Eropa sebagai obat influenza dan obat penenang.
Pada tahun 1962, talidomid yang diminum oleh wanita hamil pada saat organ tubuh janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan tungkai yang terbentuk secara tidak sempurna, kelainan usus, jantung dan pembuluh darah.
PENGOBATAN KULIT
Isotretinoin yang digunakan untuk mengobati jerawat yang berat, psoriasis dan kelainan kulit lainnya bisa menyebabkan cacat bawaan.
Yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, telinga yang kecil dan hidrosefalus (kepala yang besar). Resiko terjadinya cacat bawaan adalah sebesar 25%.
Etretinat juga bisa menyebabkan cacat bawaan.
Obat ini disimpan di dalam lemak dibawah kulit dan dilepaskan secara perlahan, sehingga efeknya masih bertahan sampai 6 bulan atau lebih setelah pemakaian obat dihentikan. Karena itu seorang wanita yang memakai obat ini dan merencanakan untuk hamil, sebaiknya menunggu paling tidak selama 1 tahun setelah pemakaian obat dihentikan.
HORMON SEKSUAL
Hormon androgenik yang digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah dan progestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama setelah pembuahan, bisa menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin perempuan.
· Klitoris bisa membesar dan labia minora
menutup.
Efek tersebut tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan progestinnya hanya sedikit.
Dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa menyebabkan kanker pada anak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama hamil.
Anak perempuan ini di kemudian hari akan:
- memiliki kelainan dalam rongga rahim
- mengalami gangguan menstruasi
- memiliki serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami keguguran
- memiliki resiko menderita kehamilan ektopik
- memiliki bayi yang meninggal sesaat sebelum atau sesaat sesudah dilahirkan.
Jika ibu hamil yang memakai DES melahirkan anak laki-laki, maka kelak dia akan memiliki kelainan pada penisnya.
MECLIZIN
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok perjalanan, mual dan muntah, bisa menyebabkan cacat bawaan pada hewan percobaan. Tetapi efek seperti ini belum ditemukan pada manusia.
OBAT ANTI-KEJANG
Beberapa obat anti-kejang yang diminum oleh penderita epilepsi yang sedang hamil, bisa menyebabkan terjadinya celah langit-langit mulut, kelainan jantung, wajah, tengkorak, tangan dan organ perut pada bayinya. Bayi yang dilahirkan juga bisa mengalami keterbelakangan mental.
2 obat anti-kejang yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah trimetadion (resiko sebesar 70%) dan asam valproat (resiko sebesar 1%).
Carbamazepine diduga menyebabkan sejumlah cacat bawaan yang sifatnya ringan.
Bayi baru lahir yang selam dalam kandungan terpapar oleh phenitoin dan phenobarbital, bisa mudah mengalami perdarahan karena obat ini menyebabkan kekurangan vitamin K yang diperlukan dalam proses pembekuan darah.
Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan, setiap hari ibunya mengkonsumsi vitamin K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan vitamin K kepada bayinya.
Selama hamil, kepada penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis yang paling kecil tetapi efektif dan dipantau secara ketat.
Wanita yang menderita epilepsi, meskipun tidak memakai obat anti-kejang selam hamil, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Resikonya semakin tinggi jika selama hamil sering terjadi kejang yang berat atau jika terjadi komplikasi kehamilan atau jka berasal dari golongan sosial-ekonomi yang rendah (karena perawatan kesehatannya tidak memadai).
VAKSIN
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan kepada wanita hamil, kecuali jika sangat mendesak.
Vaksin rubella (suatu vaksin dengan virus hidup) bisa menyebabkan infeksi pada plasenta dan janin.
Vaksin virus hidup (misalnya campak, gondongan, polio, cacar air dan demam kuning) dan vaksin lainnya (misalnya kolera, hepatitis A dan B, influensa, plag, rabies, tetanus, difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika dia memiliki resiko tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
OBAT TIROID
Yodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil untuk mengobati hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif) bisa melewati plasenta dan menghancurkan kelenjar tiroid janin atau menyebabkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) yang berat.
Propiltiourasil dan metimazol, yang juga digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, bisa melewati plasenta dan menyebabkan kelenjar tiroid janin sangat membesar.
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes pada wanita hamil dan bisa menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia). Karena itu untuk mengobati diabetes pada wanita hamil lebih baik digunakan insulin.
NARKOTIKA & OBAT ANTI PERADANGAN NON-STEROID
Narkotika dan obat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin), jika diminum oleh wanita hamil bisa sampai ke janin dalam jumlah yang cukup signifikan.
Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami kecanduan sebelum dilahirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6 jam - 8 hari setelah dilahirkan.
Mengkonsumsi aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya dalam dosis tinggi selama hamil, bisa memperlambat saat persalinan dan juga bisa menyebabkan tertutupnya hubungan antara aorta dan arteri pulmoner sebelum lahir.
Dalam keadaan normal, hubungan tersebut menutup sesaat setelah bayi lahir. Penutupan yang terjadi sebelum bayi lahir akan mendorong darah ke paru-paru yang belum berkembang sehingga memberikan beban yang berlebihan pada sistem peredaran darah janin.
Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti peradangan non-steroid bisa menyebabkan berkurangnya jumlah cairan ketuban.
Aspirin dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu maupun bayinya.
Aspirin atau asam salisilat lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah janin sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) dan kadang kerusakan otak.
OBAT ANTI-CEMAS & ANTI-DEPRESI
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa menyebabkan cacat bawaan, meskipun efeknya belum terbukti.
Jika digunakan selama hamil, obat anti-depresi kebanyakan relatif aman, tetapi litium bisa menyebabkan cacat bawaan (terutama pada jantung).
Barbiturat (misalnya phenobarbital) yang diminum oleh wanita hamil cenderung menyebabkan berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir.
ANTIBIOTIK
Tetracyclin bisa melewati plasenta dan disimpan di dalam tulang serta gigi janin, bercampur dengan kalsium. Akibatnya pertumbuhan tulang menjadi lambat, gigi bayi berwarna kuning dan emailnya lunak serta menjadi rentan terhadap karies.
Resiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin diminum pada pertengahan sampai akhir kehamilan.
Streptomycin atau Canamycin bisa menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah janin dan kemungkinan menyebabkan ketulian.
Chloramphenicol tidak berbahaya bagi janin tetapi bisa menyebabkan penyakit yang serius pada bayi baru lahir, yaitu sindroma bayi abu-abu.
Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan sendi pada hewan percobaan.
Penicillin aman diberikan kepada wanita hamil.
Kebanyakan antibiotik golongan sulfa yang diminum di akhir kehamilan bisa menyebabkan jaundice pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan otak.
OBAT ANTIKOAGULAN
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan (obat anti pembekuan) warfarin. Cacat bawaan terjadi pada 25% bayi yang terpapar oleh obah ini selama trimester pertama. Selain itu, bisa terjadi perdarahan abnormal pada ibu maupun janin.
Jika seorang wanita hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah, lebih baik diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama kehamilan bisa menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan tulang (osteoporosis) pada ibu.
OBAT-OBAT UNTUK PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit jantung dan pembuluh darah yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama kehamilan (misalnya pre-eklamsi dan eklamsi).
Obat untuk menurunkan tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil yang menderita pre-eklamsi atau eklamsi. Obat in bisa mempengaruhi fungsi plasenta dan digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada janin.
Biasanya, kelainan timbul karena penurunan tekanan darah ibu berlangsung terlalu cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
ACE inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama kehamilan karena bisa menyebabkan masalah yang serius pada janin.
Digoxin (digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan kelainan irama jantung) bisa melewati plasenta tetapi efeknya terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir sangat kecil.
Nitrofurantoin, vitamin K, sulfonamid dan Chloramphenicol bisa menyebabkan pemecahan sel darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan G6PD. Karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang menderita kekurangan G6PD.
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN SELAMA PERSALINAN
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya biasanya melewati plasenta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir.
Karena itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka diberikan efek terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya agar tidak sempat sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.
OBAT SOSIALISASI & OBAT TERLARANG
Merokok selama hamil bisa berbahaya.
Berat badan lahir rata-rata dari bayi yang ibunya perokok adalah 170 gram lebih rendah dari bayi yang ibunya tidak merokok.
Keguguran, kelahiran mati, lahir prematur dan sindroma kematian bayi mendadak lebih sering ditemukan pada bayi yang ibunya merokok selama hamil.
Meminum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa mengalami sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala yang kecil (mikrosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang terjadi kelainan sendi dan kelainan jantung. Bayi ini tidak berkembang dan kemungkinan akan meninggal sesaat setelah dilahirkan.
Aspartam adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama hamil asalkan jumlahnya tidak berlebihan.
Cocain yang digunakan selama hamil bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran, abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan alat kelamin serta perilaku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi selama hamil bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.
Efek tersebut tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan progestinnya hanya sedikit.
Dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa menyebabkan kanker pada anak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama hamil.
Anak perempuan ini di kemudian hari akan:
- memiliki kelainan dalam rongga rahim
- mengalami gangguan menstruasi
- memiliki serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami keguguran
- memiliki resiko menderita kehamilan ektopik
- memiliki bayi yang meninggal sesaat sebelum atau sesaat sesudah dilahirkan.
Jika ibu hamil yang memakai DES melahirkan anak laki-laki, maka kelak dia akan memiliki kelainan pada penisnya.
MECLIZIN
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok perjalanan, mual dan muntah, bisa menyebabkan cacat bawaan pada hewan percobaan. Tetapi efek seperti ini belum ditemukan pada manusia.
OBAT ANTI-KEJANG
Beberapa obat anti-kejang yang diminum oleh penderita epilepsi yang sedang hamil, bisa menyebabkan terjadinya celah langit-langit mulut, kelainan jantung, wajah, tengkorak, tangan dan organ perut pada bayinya. Bayi yang dilahirkan juga bisa mengalami keterbelakangan mental.
2 obat anti-kejang yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah trimetadion (resiko sebesar 70%) dan asam valproat (resiko sebesar 1%).
Carbamazepine diduga menyebabkan sejumlah cacat bawaan yang sifatnya ringan.
Bayi baru lahir yang selam dalam kandungan terpapar oleh phenitoin dan phenobarbital, bisa mudah mengalami perdarahan karena obat ini menyebabkan kekurangan vitamin K yang diperlukan dalam proses pembekuan darah.
Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan, setiap hari ibunya mengkonsumsi vitamin K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan vitamin K kepada bayinya.
Selama hamil, kepada penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis yang paling kecil tetapi efektif dan dipantau secara ketat.
Wanita yang menderita epilepsi, meskipun tidak memakai obat anti-kejang selam hamil, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Resikonya semakin tinggi jika selama hamil sering terjadi kejang yang berat atau jika terjadi komplikasi kehamilan atau jka berasal dari golongan sosial-ekonomi yang rendah (karena perawatan kesehatannya tidak memadai).
VAKSIN
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan kepada wanita hamil, kecuali jika sangat mendesak.
Vaksin rubella (suatu vaksin dengan virus hidup) bisa menyebabkan infeksi pada plasenta dan janin.
Vaksin virus hidup (misalnya campak, gondongan, polio, cacar air dan demam kuning) dan vaksin lainnya (misalnya kolera, hepatitis A dan B, influensa, plag, rabies, tetanus, difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika dia memiliki resiko tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
OBAT TIROID
Yodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil untuk mengobati hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif) bisa melewati plasenta dan menghancurkan kelenjar tiroid janin atau menyebabkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) yang berat.
Propiltiourasil dan metimazol, yang juga digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, bisa melewati plasenta dan menyebabkan kelenjar tiroid janin sangat membesar.
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes pada wanita hamil dan bisa menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia). Karena itu untuk mengobati diabetes pada wanita hamil lebih baik digunakan insulin.
NARKOTIKA & OBAT ANTI PERADANGAN NON-STEROID
Narkotika dan obat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin), jika diminum oleh wanita hamil bisa sampai ke janin dalam jumlah yang cukup signifikan.
Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami kecanduan sebelum dilahirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6 jam - 8 hari setelah dilahirkan.
Mengkonsumsi aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya dalam dosis tinggi selama hamil, bisa memperlambat saat persalinan dan juga bisa menyebabkan tertutupnya hubungan antara aorta dan arteri pulmoner sebelum lahir.
Dalam keadaan normal, hubungan tersebut menutup sesaat setelah bayi lahir. Penutupan yang terjadi sebelum bayi lahir akan mendorong darah ke paru-paru yang belum berkembang sehingga memberikan beban yang berlebihan pada sistem peredaran darah janin.
Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti peradangan non-steroid bisa menyebabkan berkurangnya jumlah cairan ketuban.
Aspirin dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu maupun bayinya.
Aspirin atau asam salisilat lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah janin sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) dan kadang kerusakan otak.
OBAT ANTI-CEMAS & ANTI-DEPRESI
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa menyebabkan cacat bawaan, meskipun efeknya belum terbukti.
Jika digunakan selama hamil, obat anti-depresi kebanyakan relatif aman, tetapi litium bisa menyebabkan cacat bawaan (terutama pada jantung).
Barbiturat (misalnya phenobarbital) yang diminum oleh wanita hamil cenderung menyebabkan berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir.
ANTIBIOTIK
Tetracyclin bisa melewati plasenta dan disimpan di dalam tulang serta gigi janin, bercampur dengan kalsium. Akibatnya pertumbuhan tulang menjadi lambat, gigi bayi berwarna kuning dan emailnya lunak serta menjadi rentan terhadap karies.
Resiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin diminum pada pertengahan sampai akhir kehamilan.
Streptomycin atau Canamycin bisa menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah janin dan kemungkinan menyebabkan ketulian.
Chloramphenicol tidak berbahaya bagi janin tetapi bisa menyebabkan penyakit yang serius pada bayi baru lahir, yaitu sindroma bayi abu-abu.
Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan sendi pada hewan percobaan.
Penicillin aman diberikan kepada wanita hamil.
Kebanyakan antibiotik golongan sulfa yang diminum di akhir kehamilan bisa menyebabkan jaundice pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan otak.
OBAT ANTIKOAGULAN
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan (obat anti pembekuan) warfarin. Cacat bawaan terjadi pada 25% bayi yang terpapar oleh obah ini selama trimester pertama. Selain itu, bisa terjadi perdarahan abnormal pada ibu maupun janin.
Jika seorang wanita hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah, lebih baik diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama kehamilan bisa menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan tulang (osteoporosis) pada ibu.
OBAT-OBAT UNTUK PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit jantung dan pembuluh darah yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama kehamilan (misalnya pre-eklamsi dan eklamsi).
Obat untuk menurunkan tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil yang menderita pre-eklamsi atau eklamsi. Obat in bisa mempengaruhi fungsi plasenta dan digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada janin.
Biasanya, kelainan timbul karena penurunan tekanan darah ibu berlangsung terlalu cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
ACE inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama kehamilan karena bisa menyebabkan masalah yang serius pada janin.
Digoxin (digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan kelainan irama jantung) bisa melewati plasenta tetapi efeknya terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir sangat kecil.
Nitrofurantoin, vitamin K, sulfonamid dan Chloramphenicol bisa menyebabkan pemecahan sel darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan G6PD. Karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang menderita kekurangan G6PD.
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN SELAMA PERSALINAN
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya biasanya melewati plasenta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir.
Karena itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka diberikan efek terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya agar tidak sempat sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.
OBAT SOSIALISASI & OBAT TERLARANG
Merokok selama hamil bisa berbahaya.
Berat badan lahir rata-rata dari bayi yang ibunya perokok adalah 170 gram lebih rendah dari bayi yang ibunya tidak merokok.
Keguguran, kelahiran mati, lahir prematur dan sindroma kematian bayi mendadak lebih sering ditemukan pada bayi yang ibunya merokok selama hamil.
Meminum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa mengalami sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala yang kecil (mikrosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang terjadi kelainan sendi dan kelainan jantung. Bayi ini tidak berkembang dan kemungkinan akan meninggal sesaat setelah dilahirkan.
Aspartam adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama hamil asalkan jumlahnya tidak berlebihan.
Cocain yang digunakan selama hamil bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran, abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan alat kelamin serta perilaku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi selama hamil bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.
Selamat siang dong...saya mau tanya obat panas yg aman untuk penyakit G6PD diusia 9 tahun apa ya dok dan apakah berbahaya G6PD...terima kasih dok atas jawabannya
BalasHapus